Minggu, 25 Maret 2012

prilaku menyimpang


1.      Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Definisi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
1.      Penyebab Terjadi prillaku menyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a.       Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
  1. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
  1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
  2. Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
  3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkan perilaku yang menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
  4. Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku menyimpang.
  5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai proses belajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
2.      Bentuk
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
  • Bentuk penyimpangan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
  1. Penyimpangan bersifat positif. Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang. Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
  2. Penyimpangan bersifat negatif. Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
Bentuk penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut
    1. Penyimpangan primer (primary deviation). Penyimpangan primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
    2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation). Penyimpangan sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk,
  • Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
1.      Penyimpangan individual (individual deviation)
Penyimpangan individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan, Penyimpangan individu berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
1.      Pembandel
2.      Pembangkang
3.      Pelanggar
4.      Perusuh atau penjahat
5.      Munafik
2.      Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.
3.      Penyimpangan campuran (combined deviation)
Penyimpangan seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat, dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng-geng anak nakal).


Minggu, 29 Januari 2012

1. Biografi James Buchanan


1.             Biografi James Buchanan
lahir di Mercersburg, Pennsylvania, 23 April 1791 – meninggal di Lancaster, Pennsylvania, 1 Juni 1868 pada umur 77 tahun adalah Presiden Amerika Serikat (1857–1861) yang ke-15. Ia menjabat pada tahun 1857 - 1861. Buchanan berasal dari partai Demokrat dan didampingi oleh wakil presiden John C. Breckinridge.
Ia dianggap kontroversial karena mendukung gerakan pro perbudakan di Amerika, yang kemudian memuncak menjadi Perang Saudara Amerika. Pada tahun 1857, Buchanan mulai menjabat menjadi Presiden, Amerika Serikat dengan cepat mulai terpecah belah karena masalah perbudakan orang-orang Negro. Untuk menutup perpecahan yang semakin besar itu (yang kemudian pecah menjadi Perang Saudara), Presiden James Buchanan bersandar pada ketetapan Konstitusi, tanpa menyadari bahwa bagian Utara yang anti perbudakan tidak akan menerima keputusan-keputusan konstitusi yang menguntungkan bagian selatan yang pro-perbudaka.
2.             Awal Karier
James Buchanan dilahirkan di negara bagian Pensilvania pada 23 April 1791. Orang tuanya termasuk orang yang berada. Buchanan sendiri memiliki bakat sebagai ahli-debat dan mahir dalam bidang hukum. Jenjang kariernya termasuk; lima kali terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat, menjabat Duta Amerika Serikat di Rusia, menjadi anggota senat selama sepuluh tahun berturut-turut, menjadi menteri luar negeri dibawah Presiden James K. Polk, dan menjadi Duta Amerika untuk Inggris dibawah Presiden Franklin Pierce. Selama ia menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, rakyat Amerika menghargainya karena kepandaiannya dalam mengadakan perundingan-perundingan diplomatik, ucapan-ucapannya yang tegas dan moderat di muka umum. Tetapi ia gagal dalam mencapai proyek yang sangat ia inginkan, yaitu menjadikan Kuba masuk dalam wilayah Amerika Serikat dengan jalan pendudukan atau pembelian, suatu rencana yang terus menerus ia usahakan selama ia bergerak dalam bidang politik.
3.             Masa Kepresidenan
Selama pemerintahan Presiden James Buchanan, pertikaian antara bagian Utara dan Selatan mengenai masalah perbudakan terus menerus bertambah rumit. Buchanan tidak memiliki bakat untuk memberikan pimpinan yang kuat padahal masa itu adalah masa yang genting dimana diperlukan tindakan-tindakan yang berani dan tegas guna menyelamatkan negara.
Presiden James Buchanan tidak berhasil membendung arus pepecahan negara. Karena sikapnya yang lemah, ragu-ragu, dan kurang tegas, partainya, Partai Demokrat, tidak lagi menaruh kepercayaan padanya, dan pada pemilihan presiden pada 1860 , harapannya untuk kembali menjadi calon presiden semakin tipis. Partai Democrat sendiri pecah menjadi sayap utara dan sayap selatan, dan pada konvensi tahun 1860, masing -masing mengajukan calonnya. Karena Partai Demokrat terpecah-belah, calon Partai Republik, yakni Abraham Lincoln menang dalam pemilihan.
Selama beberapa bulan menjelang akhir pemerintahannya, saat Amerika Serikat menghadapi masa yang paling berbahaya, Presiden Buchanan ternyata sangat mengecewakan sebagai pemimpin, sikapnya yang lemah, ragu-ragu, dan tidak dapat mengambil keputusan tercermin dari caranya menghadapi masalah-masalah yang sangat penting dengan jalan hukum seperti seorang pengacara. Ia mencemaskan hati orang-orang Selatan, ia tidak sanggup mempertahankan perdamaian, namun ia tak bersiap-siap untuk menghadapi perang yang pecah beberapa bulan setelah ia meninggalkan Gedung Putih.
4.             Setelah Masa Kepresidenan
Setelah Abraham Lincoln dilantik menjadi Presiden, James Buchanan kembali ke kampung halamannya di negara Pensilvania, disana ia menulis buku berdasarkan naskah-naskah untuk mempertahankan pemerintahannya.
Presiden James Buchanan meninggal dunia pada 1868 dan tidak memiliki keturunan. Ia adalah satu-satunya Presiden Amerika Serikat yang tidak pernah menikah. Ia mengadopsi sepupu perempuannya yang yatim piatu, Harriet Lane, yang selalu mendampinginya saat menghadiri acara acara kenegaraan. Ada kecurigaan di antara sejarahwan bahwa ia seorang homoseksual, namun hal ini masih terus diperdebatkan hingga sekarang.


Curiculum Vitae James Buchanan
Nama                     : James Buchanan
Tempat tgl lahir     : Mercersburg, Pennsylvania, 23 April 1791
Meninggal             : di Lancaster, Pennsylvania, 1 Juni 1868 pada umur 77 tahun
Masa Jabatan       : Presiden Amerika Serikat (1857–1861) yang ke-15. Ia menjabat pada tahun 1857 - 1861.

sejarah sosial


SEJARAH SOSIAL
Sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan beraneka ragam. Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi, sehingga menjadi sejarah sosial ekonomi. Seperti yang ditulis oleh Marc Bloch, French Rural History, yaitu bukan semata-mata sejarah dari petani, tetapi juga  mesyarakat desa dalam arti sosial ekonomi. Tradisi seperti ini yang menjadikan masyarakat secara keseluruhan sebagai bahan garapan, hanya salah satu macam saja dari sejarah sosial.
Tema-tema seperti sejarah sebuah kelas sosial terutama sejarah kaum buruh, menjadi tema yang penting dalam sejarah sosial di Inggris bagi penulis sejarah yang berhaluan Marxis. Sejarah peranan sebuah kelas tetap merupakan dari sebuah unit masyarakat dengan ruang lingkup dan waktu yang tertentu dapat digolongkan dalam sejarah sosial.
Di dalam buku Heather Sutherland yang berjudul The Making of Bureaucratic Elite merupakan sebuah karya sejarah karena ia tidak membicarakan keumuman yang ada pada kelas elite birokrasi, tetapi keunikan-keunukan yang terdapat di dalamnya terutama karena ruang lingkup waktu dan ruang terbatas. Dalam tulisan Emmanuel La Roy Ladurie yang berjudul The Peasants of Languedoc, tidak hanya membicarakan mengenai petani tetapi juga mengenai masyarakat pedesaan pada umumnya. Jadi tulisan Ladurie itu dapat digolongkan dalam sebuah sejarah total atau global.
Sejarah sosial dapat mengambil fakta sosial sebagai bahan kajian. Tema seperti kemiskinan perbanditan, kekerasan, kriminalitas dapat menjadi sebuah sejarah. Dan juga sebaliknya kelimpah ruahan, keshalehan, kesatriaan, pertumbuhan penduduk migrasi, urbanisasi dan sebagainya.
Didalam penulisan sejarah terdapat model-model untuk menulis sejarah yaitu model yang bersifat sinkronis dan diakronis. Dalam sebuah model yang sinkronis masyarakat digambarkan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya. Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu-ilmu sosial menyarankan pada model sinkronis yang melihat potret masyarakat dalam keadaan statis, dalam keadaan waktu nol. Sebaliknya model yang diakronis lebih mengutamakan memanjangnya lukisan yang berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan ruangan.
Sebenarnya model sinkronis dan diakronis selalu merupakan kelengkapan dan hubungan antara kedua model itu merupakan sebuah dialog yang berjalan dalam bentuk dialektik, artinya sebuah keadaan yang mapan dan tersruktur selalu dinegasikan oleh perkembangan sendiri.
 Ada enam model yang dipakai oleh sejarawan dalam merekontruksikan masa lalu yaitu: 
1.            Model Evolusi
Model ini menunjukkan jenis penulisan yang melukiskan perkembangan sebuah masyarakat itu berdiri sampai menjadi sebuah masyarakat yang kompleks. Model ini hanya dapat diterapkan pada bahan kajian yang memang mencoba mengkaji masyarakat dari permulaan berdirinya yaitu jika memang sumber-sumber sejarahnya memungkinkan untuk penulisan yang begini.
2.            Model Lingkaran Sentral
Model ini tidak menulis mengenai kota atau masyarakat dari awal, tetapi dari titik yang sudah menjadi. Setiap penulisan yang bertolak dari titik sejarah ditengah-tengah demikian biasanya selalu mulai dengan lukisan sinkronis tentang masyarakat itu, baru kemudian secara diakronis ditunjukkan pertumbuhannya.
3.            Model Interval
Model ini merupakan kumpulan dari lukisan sinkronis yang diurutkan dalam kronologis sehingga tampak perkembangannya, sekalipun tidak tanpak benar hubungan sebab akibat.
4.            Model Tingkat Perkembangan
Model ini adalah penerapan dari teori perkembangan masyarakat yang diangkat dari sosiologi. Model-model yang banyak dipakai dalam menerangkan perkembangan sejarah ialah Mark dan Rostow.
5.            Model Jangka Panjang, Menengah dan Pendek
Fernand Braudel membagi sejarah dalam tiga macam yaitu:
a.       Sejarah jangka panjang yaitu yang perubahannya sangat lamban, merupakan perulangan yang konstan dan perkembangan waktu yang tidak dapat dilihat. Sejarah ini mengenai hubungan manusia dengan lingkungannya.
b.      Sejarah jangka menengah yaitu perkembangan yang lamban, tetapi dapat dirasakan ritmenya.
c.       Sejarah jangka pendek yaitu sejarah dari kejadian-kejadian, I’historie evenementielle. Disini sejarah berjalan dengan serba cepat, pendek-pendek, dalam fluktuasi yang mengelisakan. Braudel menyebutkan sebagai sejarah yang berimensi individual atau individual time.

6.            Model Sistemasis
         Model ini sangat sesuai untuk  menelusuri sejarah sosial dalam arti perubahan sosial. Model ini diambil dari buku Thomas C. Cochran, Sosial Change in America yang mencoba membuat pendekatan yang sistematis terhadap perubahan sosial di Amerika pada abad 20. Ia menerapkan pendekatan behavioral sciences untuk sejarah, dan mencoba melihat sejarah Amerika dengan cara demikian.